Kamis, 17 Februari 2011

Daerah dengan Kenaikan Harga Rumah Tertinggi

Harga properti residensial atau hunian mengalami peningkatan, terutama untuk rumah tipe kecil. Hal itu terlihat dari indeks harga residensial di 14 kota besar yang mengindikasikan berada di level 136,65 pada kuartal IV-2010. Level indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya.

Menurut survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI), sebagian besar responden (35,38 persen) mengatakan bahwa tekanan kenaikan harga properti residensial terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan dan diperkuat tingginya upah pekerja (22,25 persen), serta mahalnya biaya perizinan (17,38 persen).

Sementara itu, berdasarkan wilayah (secara kuartalan/qtq), kenaikan harga properti residensial paling tinggi terjadi di wilayah Manado yaitu sebesar 3,04 persen, terutama pada rumah tipe kecil (5,94 persen). Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek), dan Banten.

Indeks harga di Jabodebek dan Banten meningkat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya dengan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (0,86 persen).

Survei itu juga menyebutkan, secara tahunan (yoy), harga properti residensial mengalami peningkatan. Indeks harga properti residensial secara tahunan tercatat mengalami peningkatan sebesar 2,91 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya (2,31 persen).

Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,66 persen). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi juga terjadi di wilayah Manado (7,28 persen), terutama pada rumah tipe kecil (16,02 persen).

Kenaikan harga juga terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten, karena indeks harga properti residensial secara tahunan tercatat mengalami kenaikan
sebesar 2,99 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2,61 persen). Harga rumah tipe kecil mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 3,78 persen.

Sementara itu, tekanan kenaikan harga properti residensial pada kuartal I-2011 diperkirakan berkurang. Secara kuartalan (qtq), indeks harga properti diprediksi mengalami kenaikan melambat sebesar 0,33 persen, dengan kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe kecil (0,44 persen).

Berdasarkan regional, kenaikan paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Padang, Sumatera Barat (1,18 persen).

Demikian halnya jika dilihat secara tahunan (yoy), kenaikan harga properti residensial pada kuartal I-2011 diperkirakan mengalami perlambatan sebesar 2,53 persen dengan kenaikan tertinggi terjadi di rumah tipe kecil (3,28 persen).

Sementara itu, berdasarkan regional, kenaikan harga paling tinggi diperkirakan tetap terjadi di wilayah Manado (7,71 persen).

Kenaikan harga properti residensial yang melambat, baik secara kuartalan maupun tahunan diperkirakan terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar